Ritual Adat di Lombok Yang Mirip di Jawa

Suku sasak di Lombok yang mendiami seantero Lombok dikenal sebagai suku asli Pulau Lombok yang memegang ritual tradisi Suku Sasak warisan leluhur dengan baik. Meskipun modernitas dan berbagai wisatawan dari segala penjuru dunia mendatanginya, namun beragam adat istiadat masih dipegang dengan erat. Bahkan beberapa ritual adat di Lombok yang mirip di Jawa sampai saat ini masih eksis sejak berabad-abad yang lalu.

Ritual roah segare. Sumber mongabay.co.id


Mengapa kebudayaan di Jawa sebagian hampir menyerupai kebudayaan di Lombok? Kemungkinan hal ini sebagai akibat dari adanya penyebaran pengaruh kerajaan Islam di Jawa. Kemungkinan lainnya adalah antara Jawa dan Lombok adalah daerah yang menjadi basis kerajaan Hindu pada masa lalu, sehingga kebudayaan saat ini meskipun bernafaskan Islam namun masih ada nuansa Hindunya.

Inilah beberapa ritual adat di Lombok yang mirip di Jawa.

1. Ritual Rabu Bontong

Konon menurut kepercayaan suku Jawa maupun Lombok pada hari rabu terakhir bulan Shafar akan ada semacam kesialan seperti adanya wabah penyakit, bencana alam dan sebagainya. Untuk menghindarinya harus di lakukan semacam ritual penolak bala. Suku Sasak di Lombok akan melaksanaan ritual tolak bala namanya Rabu Bontong.

Rabu Bontong artinya adalah rabu terakhir, di dalam kultur budaya Jawa dinamakan Rabu Wekasan. Masyarakat Lombok meyakini, mandi di sungai bisa menyucikan tubuh dan dapat menghilangkan sakit selama satu tahun ke depan. Karena itu pada ritual ini masyarakat Suku Sasak datang berbondong-bondong ke sungai dan mandi beramai-ramai.

Sebagian masyarakat Jawa terutama di Yogyakarta, mereka menyelenggarakan ritual Rebo Wekasan. Beberapa puluh tahun lalu acara mandi di sungai masih di adakan. Namun saat ini yang tersisa hanyalah acara kirab. Salah satu komunitas yang masih mempertahanan ritual ini adalah masyarakat Muslim tradisional di daerah Kecamatan Pleret, Bantul, Yogyakarta.

2. Roah Segare

Pada masyarakat Lombok acara sedekah laut disebut Roah Segare. Acara ini dilakukan di beberapa pantai di Lombok. Selain Pantai penyisok di Lombok ada beberapa pantai yang pernah menyelenggarakannya. Pada acara Roah Segare, nelayan dan masyarakat menyembelih kerbau untuk dimasak dan disantap bersama – sama sedangkan kepala Kerbau dijadikan sesajen yang dibuang ketengah laut.

Dalam kalender Jawa, pada bullan Suro biasanya akan diselenggarakan semacam ritual sedekah laut. Sebagaimana ritual Roah Segare, ritual sedekah laut ini dilakukan dengan cara memberikan berbagai sesajen yang di hanyutkan ke laut.

Ritual ini terkadang menarik perhatian wisatawan mancanegara. Berbagai perusahaan perjalanan wisata seperti Yogyakarta tours yang mengkhususkan layanannya untuk wisatawan mancanegara menjadikan ritual tahunan sedekah laut sebagai destinasi tjuan wisata.

3. Bersinan

Dalam ritual Bersinan, masyarakat Lombok mendatangi masjid dengan membawa berbagai makanan yang nantinya akan dimakan secara bersama-sama di masjid. Sebelum diadakan makan bersama, biasanya akan diisi acara zikir tahlil dan berbgai doa keselamatan.

Tradisi ini biasanya dilakukan pada akhir bulan Sya’ban. Ritual ini hampir mirip dengan ritual Nyadran. Nyadran adalah serangkaian ritual yang dilakukan oleh masyarakat Jawa. Selain terdapat tradisi membawa makanan ke masjid untuk dimakan bersama, Nyadran disi juga dengan agenda pembersihan makam oleh masyarakat.

Nyadran juga merupakan salah satu tradisi dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan. Karena itu Nyadran dilakukan pada bulan Ruwah atau Sya;ban dengan agenda kenduri, pembacaan ayat Al-Quran, zikir, tahlil, dan doa, kemudian ditutup dengan makan bersama.

Nyadran biasanya dilaksanakan pada saat datangnya bulan Sya'ban. Selain melakukan acara di masjid masyarakat terkadang menyelenggarakan ritual ini di makam leluhur. Ada juga acara berziarah pada acara Nyadran. 

Perayaan Nyadran di Jawa. Sumber blogkulo.com
Sebenarnya Nyadran berasal dari tradisi Hindu-Budha. Para Walisongo menggabungkan tradisi tersebut dengan dakwahnya, agar agama Islam dapat dengan mudah diterima masyarakat yang masih kental dengan ritual lamanya. Agar tidak berbenturan dengan tradisi Jawa saat itu, maka para wali tidak menghapuskan adat tersebut, melainkan menyelasraskan dan mengisinya dengan ajaran Islam.

Itulah beberapa ritual adat di Lombok yang mirip di Jawa yang sampai saat ini masih rutin diselenggarakan. Berbagai ritual unik tersebut ternyatamenjadi salah satu daya tarik wisatawan agar mengunjungi Lombok. Selain wisata halal, berbagai adat istiadat yang unik tersebut bisa dikembangkan lebih maksimal untuk tujuan peningkatan kunjungan wisata.











Belum ada Komentar untuk "Ritual Adat di Lombok Yang Mirip di Jawa "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel